BATU BATA MERAH MEREKAH
Jalan Gora Selagalas Mataram
087864099422
Nurhidayati
16 Desember 2012
ISI
1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Ringkasan Kebutuhan Keuangan 1
2
RINGKASAN
EKSEKUTIF 4
2.1 Informasi Perusahaan 4
2.2 Peluang Pasar 5
3
MANFAAT BAGI MASYARAKAT 5
3.1
Ekonomi Pembangunan 5
3.2
Pengembangan Masyarakat 6
3.3
Pembangunan Manusia 6
4
ANALISIS PERUSAHAAN 6
4.1
Bentuk Kepemilikan Bisnis 6
4.2
Tentang Perusahaan 6
5
ANALISIS INDUSTRI 7
6
TIM MANAJEMEN 8
7
MANUFAKTUR DAN OPERASI RENCANA 8
7.1
Lokasi dan Ruang Persyaratan 8
7.2
Peralatan 8
7.3
Angkatan Kerja 8
7.4 Kontrol Inventory 9
7.5
Persyaratan Pembelian 9
7.6
Subkontraktor dan Pemasok 10
8
ANGKATAN KERJA 10
8.1
Persyaratan Buruh 10
8.2
Seleksi, Orientasi, dan Pelatihan 10
8.3
Evaluasi, Kebijakan, dan Aturan 10
9
RENCANA PEMASARAN 11
9.1
Target Pasar 11
9.2
Lingkungan 11
9.3
Tujuan Pemasaran 12
10
RENCANA KEUANGAN 12
10.1
Startup dan Kebutuhan Operasi 12
10.2
Laporan Keuangan 12
11
KELUAR DARI STRATEGI 22
12
KRITIS RESIKO DAN ASUMSI 23
LAMPIRAN
BATU BATA MERAH
MEREKAH
A. PENDAHULUAN
2.
Latar
Belakang
Batu bata adalah bahan
bangunan yang paling sering digunakan untuk membuat dinding, pagar dan beberapa
elemen yang lain. Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama
dikenal dan dipakai oleh masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan yang
berfungsi untuk bahan bangunan konstruksi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
pabrik batu bata yang dibangun masyarakat untuk memproduksi batu bata.
Penggunaan batu bata banyak digunakan untuk aplikasi teknik sipil seperti
dinding pada bangunan perumahan, bangunan gedung, pagar, saluran dan pondasi.
Batu bata umumnya dalam konstruksi bangunan memiliki fungsi sebagai bahan
non-struktural, di samping berfungsi sebagai struktural. Sebagai fungsi
struktural, batu bata dipakai sebagai penyangga atau pemikul beban yang ada
diatasnya seperti pada konstruksi rumah sederhana dan pondasi. Sedangkan pada
bangunan konstruksi tingkat tinggi/gedung, batu bata berfungsi sebagai
non-stuktural yang dimanfaatkan untuk dinding pembatas dan estetika tanpa
memikul beban yang ada diatasnya.
Bisnis batu bata untuk
bisnis ini terinspirasi pada beberapa faktor seperti banyaknya orang kaya baru
di sekeliling yang menyebabkan timbulnya keinginan mereka untuk merenovasi
rumah mereka sehingga ide bisnis plan batu bata ini muncul untuk membantu
memenuhi kebutuhan masyarakat secara luas dengan memilih produk kami sebagai
pertimbangn membangun rumah. Selain itu banyaknya BTN yang akan dibangun dan
semakin banyaknya pembangunan gedung-gedung sekolah dan ruko-ruko baru, serta
renovasi atau tambahan pembangunan gedung pada instansi-instansi juga menjadi
pertimbangan kami untuk menjalankan bisnis batu bata ini. Selain faktor-faktor
yang telah diuraikan sebelumnya bisnis ini juga tidak tergantung musim dan juga
batu bata merupakan barang keras yang tidak berkarat jika terkena air walaupun
akan berlumut tetapi akan tatap nilai pakainya. Bisnis batu bata juga tidak
seperti bisnis konveksi dan kuliner sehingga pasarannya konstan karena model
batu bata tidak berubah-ubah seperti pakaian dan tidak akan mubazir jika tidak
habis terjual seperti makanan, di sisi lain batu bata juga merupakan benda yang
tidak mudah terbakar seperti benda yang mudah terbakar lainnya sehingga
minimnya kekhawatiran jika ada sumber api di sekitar batu bata.
3.
Ringkasan
Kebutuhan Keuangan
Biaya persiapan fasilitas :
o Pembuatan
Bangunan Pabrik dan Perlengkapan
Rp15.000.000,00
Untuk peralatan seperti
o Mesin
Air Rp470.000,00
o Drum
Air Rp250.000,00
o Gerobak
Arcob Rp200.000,00
o Gerobak Kayu
Rp500.000,00
o Cangkul Rp50.000,00
o Skop Rp50.000,00+
+
Jumlah Rp16.520.000,00
Biaya Oprasional
1. Sewa lahan
(pinjam pakai)
Rp 1.000.000,00
2. Upah karyawan 70.000 biji @
Rp150,00
Rp14.000.000,00
3. Bahan bakar solar 70 liter @
Rp4.000,00
Rp 280.000,00
4. Bahan baku
mentah (tanah) 28 Truk @ Rp250.000,00 Rp 7.000.000,00
5. Sekam padi 1 truk @ Rp700.000,00
Rp 700.000,00
6. Serba-serbi Rp 125.000,00+
Jumlah Rp23.105.000,00
Hasil Pemasaran.
Harga Jual Bata 70.000 biji @
Rp450,00 Rp31.500.000,00
1. Perhitungan Hasil
Penjualan Pembakaran Pertama
Biaya Fasilitas
+ Biaya Oprasional
Rp16.520.000,00 +
Rp23.105.000,00
= -Rp39.625.000,00
Hasil Penjualan
= +Rp31.500.000,00
Selisih
=
-Rp8.125.000,00
2. Perhitungan Hasil
Penjualan Pembakaran Kedua
Biaya Operasional
= -Rp23.105.000,00
Hasil
Penjualan
= +Rp31.500.000,00
Selisih
= Rp8.395.000,00
3. Perhitungan Hasil
Penjualan Pembakaran Ketiga
Biaya
Oprasional
= -Rp23.105.000,00
Hasil
Penjualan
= +Rp31.500.000,00
Selisih
= Rp8.395.000,00
4. Perhitungan Hasil
Penjualan Pembakaran Keempat
Biaya
Oprasional
= -Rp23.105.000,00
Hasil
Penjualan
= +Rp31.500.000,00
Selisih
= Rp8.395.000,00
5. Perhitungan
Hasil Penjualan Pembakaran Kelima
Biaya
Oprasional
= -Rp23.105.000,00
Hasil
Penjualan
= +Rp31.500.000,00
Selisih
= Rp8.395.000,00
6. Perhitungan
Hasil Penjualan Pembakaran Keenam
Biaya
Oprasional
= -Rp23.105.000,00
Hasil
Penjualan
= +Rp31.500.000,00
Selisih
= Rp8.395.000,00
7. Perhitungan
Hasil Penjualan Pembakaran Ketuju
Biaya
Oprasional
= -Rp23.105.000,00
Hasil
Penjualan
= +Rp31.500.000,00
Selisih
= Rp8.395.000,00
Hasil Penjualan Pertama = -Rp8.125.000,00
Hasil Penjualan Kedua
= +Rp8.395.000,00
Selisih
= +Rp270.000,00
Hasil Penjualan Ketiga = +Rp8.395.000,00
Jumlah
= +Rp8.665.000,00
Hasil Penjualan Keempat = +Rp8.395.000,00
Jumlah = Rp17.060.000,00
Hasil Penjualan Kelima = +Rp8.395.000,00
Jumlah = Rp25.455.000,00
Hasil Penjualan Keenam = +Rp8.395.000,00
Jumlah = Rp33.850.000,00
Hasil Penjualan Ketuju = +Rp8.395.000,00
Jumlah = Rp42.245.000,00
Jumlah Keuntungan (1,2,3, 4, 5, 6, dan 7) – Modal Awal
Rp42.245.000,00 - Rp39.625.000,00= Rp2.620.000,00
Keuntungan
= Rp2.620.000,00
Jadi pada usaha pembuatan batu bata, modal awal akan
kembali setelah penjualan hasil pembakaran yang ke 4, dengan keuntungan sebesar
Rp2.620.000,00.
B. RINGKASAN EKSEKUTIF
1.
Informasi
Perusahaan
Hasil dari usaha produksi batu bata
ini adalah batu bata merah sebagai bahan untuk pembuatan dinding bangunan, yang
tingkat kekuatan dan kesejukannya dalam pembuatan rumah sangat tinggi jika
dibandingkan dengan bahan yang menggunakan batu bata pres. Perusahaan akan
dibentuk setelah modal dan lokasi yang tepat untuk pembuatan batu bata
ditetapkan. Tujuan dari bisnis batu bata ini ialah untuk menciptakan lapangan
kerja bagi masyarakat yang masih bekerja serabutan disamping untuk
mengembangkan modal yang ada serta melatih diri untuk berwirausaha sedini
mungkin dan memanfaatkan hasil bumi Indonesia yang kaya akan sumber daya alam
ini. Dipilih bisnis batu bata ini dari pertimbangan dengan tim manajemen karena
pembangunan yang berkelanjutan banyak memberikan peluang bagi banyak orang.
Apalagi ditunjang pendapatan yang semakin meningkat sehingga memberikan
kesempatan untuk memenuhi kebutuhan utama, seperti properti. Dari hal inilah
sebuah peluang muncul dalam pengadaan material utama pendukung dalam
pembangunan properti yaitu batu bata. Meskipun dewasa ini sudah ditemukan
inovasi bahan pengganti batu bata dalam membuat dinding bangunan, tetapi
sebagian besar masyarakat masih menggunakan batu bata.
2.
Peluang
Pasar
Rumah
atau tempat tinggal pada umumnya menggunakan Batu bata sebagai bahan dasar
bangunannya. Penggunaan batu bata banyak digunakan untuk dinding pada bangunan
perumahan, bangunan gedung, pagar, saluran dan pondasi. Batu bata umumnya
dipakai sebagai penyangga atau pemikul beban yang ada diatasnya. Pesatnya
pembangunan di sektor perumahan dan property menjadikan kebutuhan terhadap batu
bata semakin meningkat, hal ini membuka peluang usaha dalam pengadaan materia
bangunan untuk mendukung pembangunan sektor tersebut. Hal lain yang menjadikan
komoditas ini sebagai peluang usaha adalah karena proses pembuatannya yang
relatif mudah dengan biaya investasi yang murah dan bahan baku yang cukup.
Peralatan yang diperlukan pun gampang hanya terdiri
dari cangkul, pencetak batu bata, mesin penggiling batu
bata, mesin pembakar atau tungku pembakaran dan kayu bakar
atau sekam padi. Namun di sini kita akan menggunakan sekam padi sebagai
pembakaran dikarenakan dengan menggunakan sekam padi akan menjadikan pembakaran
batu bata merata sehingga akan diperoleh batu bata yang rata dan mengurangi
kebengkokan batu bata seperti yang sering ditimbulkan dengan penggunaan kayu
sebagai pembakaran batu bata. Sementara bahan baku hanya terdiri
dari tanah liat, air dan abu sisa pembakaran.
Proses pembuatan batu batu terhitung
sederhana tanah liat yang sudah diramu dicetak dalam mesin pencetak,
selanjutnya di jemur lalu dibakar selesai sudah. Beberapa peneliti mencoba
mengembangkan beberapa alternatif pengganti bahan baku dan proses pembakaran
untuk menghindari berkurangnya bahan baku tanah liat dan mencegah polusi akibat
pembakaran dan hasilnya mereka berhasil menemukan alternatif pengganti bahan
baku tanah yaitu kotoran sapi. Sementara peneliti lainnya menemukan suatu
ramuan yang dapat mengeringkan bata tanpa perlu dilakukan pembakaran. Usaha
batu bata bisa membukukan keuntungan sekitar 6 juta sampai 8 juta per bulan.
Jika saat ini harga jual batu bata Rp. 450 per biji dan kapasitas produksi 70
ribu biji per bulan maka hasil penjualan per bulan adalah Rp. 31,5 juta dikurangi
dengan biaya operasional menjadi Rp8.395.000,00
per bulan.
C.
MANFAAT BAGI MASYARAKAT
1. Ekonomi Pembangunan
Dari bisnis
batu bata ini dapat membantu masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar
produksi batu bata yang masih belum memiliki pekerjaan tetap menjadi memiliki
peluang untuk bekerja. Pekerjaan yang dihasilkan di sini yakni terutama dalam
pencetakan batu bata, pembakaran batu bata, dan pengangkutan batu bata ke atas
truk atau angkutan pembeli batu bata. Selain membantu menciptakan lapangan pekerjaaan,
bisnis batu bata ini juga membantu bisnis lokal tanah keruk dalam pembelian
bahan mentah tanah sebagai pemasok dalam perusahaan kami.
2.
Pengembangan Masyarakat
Seperti yang
telah disebutkan sebelumnya bahwa bisnis batu bata ini sebagai penghasil batu
batu merah akan membantu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pembangunan
dinding terutama di daerah terdekat agar memudahkan distribusi batu bata ke
daerah pembeli.
3.
Pembangunan Manusia
Dari bisnis
batu bata ini dapat membantu masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar
produksi batu bata yang masih belum memiliki pekerjaan tetap atau yang masih
bekerja serabutan menjadi memiliki peluang untuk bekerja.
D.
ANALISIS PERUSAHAAN
1.
Bentuk Kepemilikan Bisnis
Usaha Batu
Bata ini merupakan usaha perorangan, dimana pengurus usaha adalah:
Pemilik / Pimpinan
Usaha : Nurhidayati
Dibantu
oleh
: 6 orang karyawan
Untuk tahap awal usaha ini tidak
membutuhkan aspek legal yang lengkap. Tetapi sebagai bentuk hubungan dalam
masyarakat, maka perlu memperoleh izin kepada tetangga terdekat, RT/RW atau
Kepala Dusun. Namun apabila usaha sudah berkembang maka aspek legal (izin-izin
usaha) harus sudah mulai dilengkapi, perijinan tersebut diantaranya adalah:
·
Ijin
Pencemaran Lingkungan
·
Surat Ijin
Tempat Usaha (SITU)
·
Surat Ijin
Usaha Perdagangan (SIUP)
·
Tanda Daftar
Perusahaan (TDP)
·
Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP)
·
Akte
Pendirian Perusahaan melalui Notaris dan lainnya sesuai dengan kebutuhan
perusahaan
Bisnis ini
merupakan model bisnis waralaba karena terinspirasi dari kesuksesan bisnis batu
bata yang digeluti dan ditekuni oleh
saudara sepupu dari ayah.
2.
Tentang Perusahaan
Awalnya
tidak ada keinginan untuk membuat suatu bisnis batu bata ini tetapi semenjak
mendengar cerita tentang kesuksesan bisnis batu bata dari tante di Lombok
tengah sana saya tertarik untuk berencana dan menjalankan usaha ini. Walaupun
tempat produksinya masih direncanakan, akan tetapi rasanya bisnis ini sudah
pasti berhasil. Pada permulaan usaha perdagangan batu bata ini hanya melayani
perdagangan batu-bata melalui industri batu-bata yang ditangani bersama 3 orang
tenaga kerja. Batu-bata yang diperjualkan merupakan hasil industri dengan
mengubah bahan mentah berupa tanah liat menjadi batu-bata sebagai barang
setengah jadi. Bahan baku batu-bata yang berasal dari tanah liat dibeli dari
lahan-lahan petani yang memiliki lokasi yang tinggi dari area sekitar, di sini
kita menetapkan daerah Peras sebagai pemasok tanah liat sebagai bahan baku
pembuatan batu bata ini. Harga tanah liat semuatan bak truk dengan sudah
terhitung biaya angkut seharga 250 ribu dengan kualitas tanah yang baik.
Proses
pembuatan batu-bata sebagai berikut; Semua bahan-bahan berupa tanah dicampur
dengan abu dan air menggunakan cangkul hingga menjadi adukan. Selanjutnya
adukan ini dipadatkan. Bahan yang sudah dipadatkan kemudian dicetak menggunakan
cetakan berukuran 5 cm x 10 cm x 20 cm. Batu bata yang masih basah disusun
memanjang dan melebar sesuai kapasitas tempat. Kemudian batu bata disusun dan
siap dijemur hingga kering. Proses mengeringkan ini membutuhkan waktu 1 hari
bila keadaan cuaca panas, tetapi jika hujan atau mendung bisa membutuhkan waktu
hingga 5 hari. Pengeringan ini bertujuan agar daya ikatan bahan tanah kuat dan
tidak mudah patah. Setelah kering, batu bata
sudah bisa dibakar selama 3 hari 3 malam. Bahan bakar yang kami gunakan
di sini ialah sekam padi tujuannya agar batu bata yang dihasilkan bentuknya
rata atau tidak bengkok melengkup seperti pembakaran menggunakan kayu. Jika
warna batu-bata menjadi kemerah-merahan, maka didinginkan dan diatur rapi untuk
siap diperjual-belikan. Harga batu-bata tiap biji senilai empat ratus lima
puluh rupiah.
Lambat laun jika perusahaan mengalami peningkatan usaha dengan pemekaran hasil perdagangan akan memproduksi batu bata dengan alat yang lebih modern untuk memperbanyak hasil produksi dalam waktu yang relatif lebih cepat. Penambahan hasil perdagangan disebabkan jika tingginya permintaan konsumen terhadap bahan bangunan batu bata. Batu bata merah hasil dari usaha ini digunakan sebagai bahan untuk pembuatan dinding bangunan, yang tingkat kekuatan dan kesejukannya dalam pembuatan rumah sangat tinggi jika dibandingkan dengan bahan yang menggunakan batu bata pres
Lambat laun jika perusahaan mengalami peningkatan usaha dengan pemekaran hasil perdagangan akan memproduksi batu bata dengan alat yang lebih modern untuk memperbanyak hasil produksi dalam waktu yang relatif lebih cepat. Penambahan hasil perdagangan disebabkan jika tingginya permintaan konsumen terhadap bahan bangunan batu bata. Batu bata merah hasil dari usaha ini digunakan sebagai bahan untuk pembuatan dinding bangunan, yang tingkat kekuatan dan kesejukannya dalam pembuatan rumah sangat tinggi jika dibandingkan dengan bahan yang menggunakan batu bata pres
Permintaan
yang harus selalu tepat waktu dan tidak menunggu lama dalam mentransfer/mengirimi
barang kepada konsumen menjadi bahan pertimbangn kami dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan. Selain itu menjamin kualitas barang yang baik dengan batu bata utuh
dalam arti tidak terlalu banyak produk yang retak diantar ke tempat pelanggan karena
pada waktu sekarang masyarakat selalu menginginkan sesuatu dengan
kualitas baik. Di samping itu ramah dan sopan kepada pelanggan tidak
pernah membeda-bedakan siapa saja yang membeli. Kita harus menghargai dan
memberikan waktu yang lebih kepada setiap pelanggan kita. Tidak ada rasa
jengkel dan marah kepada pelanggan yang selalu memberikan komplain. Melayani
pelanggan dengan baik dan memberikan keamanan kepada pelanggan dan rasa nyaman,
sehingga pelanggan selalu mempercayai kita. Karena suatu kepercayaan hal yang
paling utama dalam menjalani usaha adalah kunci untu menjalankankan usaha agar
lancar sehingga pelanggan terasa terpenuhi kebutuhannya.
E.
ANALISIS INDUSTRI
Bisnis ini beroperasi dalam industri
bahan bangunan berupa batu bata merah. Di mana pada daerah industri kami ini
sebelumnya sudah ada perusahaan yang menggeluti usaha ini yang sudah berdiri
selama belasan tahun. Omzet penjualan pada perusahaan tersebut bisa terbilang
70%. Namun kita sebagai pengusaha awal di sini mentargetkan untuk operasional
pertama bisa mencapai omzet seperti perusahaan tersebut yaitu 70% atau omzet
yang sama besar yaitu 50%. Pentargetan omzet tersebut karena mengingat di
daerah kami ini hanya ada satu pesaing yaitu perusahaan yang telah berdiri
belasan tahun tersebut. Di sisi lain pada setiap sudut kota/kabupaten terdapat
pembangunan yang pesat (komplek pertokoan, hotel-hetel dan perumahan) hal
ini kami analisa lagi melalui beberapa responden dengan responden bahwa Kota
Mataram saat ini sedang dalam tahap berkembang dimana proses pembangunan
terjadi dimana-mana. Proyek-proyek perumahan hampir disetiap sudut Kota dan
Kabupaten, hotel-hotel pun tumbuh berkembang dari yang renovasi sampai dengan
pembangunan baru, Pulau Lombok adalah Pulau perlintasan prospek untuk bisnis
hotel sangat menjanjikan, return cepat kebutuhan batu bata merah per bulan
sangat banyak sehingga di sini dapat menguntungkan bisnis batu bata kami dan
menjadi peluang pertumbuhan industri kami.
F.
TIM MANAJEMEN
Anggota kunci dari tim bisnis ini
masih dalam hubungan keluarga yaitu Pak Mudri
sebagai investor bisnis ini dan Ibu Kaerani sebagai administrasi
perusahaan, serta Ibu Saenah yang sudah berpengalaman dalam pembuatan batu bata
di Desa Kahuripan dulu. Agar tim seimbang dalam keterampilannya maka akan
ditempatkan pada bidang masing-masing, yakni bagi yang sudah berpengalaman
dalam pencetakan akan ditempatkan pada percetakan batu bata, yang mahir dalam
pembakaran ditempatkan pada bagian pembakaran, dan di bagian pengangkutan atau
pemasarannya diutamakan laki-laki karena staminanya lebih kuat dan yang
mempuyai keterampilam menyetir mobil di sini juga yang berperan ialah Pak Madri.
Gaya kepemimpinan yang saya ilah gaya kepemimpinan yang sederhana, tidak
membeda-bedakan karyawan, tetap harus tegas terhadap karyawan agar karyawan tidak
bertindak sesukanya.
G.
MANUFAKTUR DAN OPERASI RENCANA
1.
Lokasi dan Ruang Persyaratan
Mengenai
lokasi usaha yang perlu diperhatikan adalah mempunyai letak transportasi yang
mudah dijangkau dari lokasi pemasaran dan lokasi yang luas sehingga
memungkinkan pembuatan tempat untuk Pencetakan, Penjemuran, Pembakaran dan
Penampungan Bata Bata Merah yang siap dipasarkan. Untuk usaha ini akan
dilakukan di dekat jalan masuk desaku, pemilihan lokasi ini sudah sesuai dengan
apa yang telah dinginkan yaitu dekat dengan sumber air sehingga dalam
pembuatannya dapat dengan lancar ketika pencampuran tanah dengan air, jalan
transportasi juga dekat dengan show room atau tempat menjual barang yang telah
jadi. Itu semua akan menghemat pengeluaran untuk produksi dan untuk menekan
semaksimal biaya operasional yang mungkin akan digunakan. Mengenai tarif pajak
belum kami pastikan mengingat usaha kami baru akan dibangun. Untuk biaya
utilitas ditargetkan pada pembelian pulsa hp atau pemakaian listrik telepon
terkait kebutuhan mengenai pemesanan pelanggan via telepon atau hp dan juga
pemakaian listrik mesin air untuk mentransfer air dari sungai pada proses pencampuran batu bata dengan air. Sementara
untuk fasilitas lahan sebagai tempat produksi batu bata kami akan menyewa
dengan sistem pinjam pakai.
2.
Peralatan
Untuk peralatan pencetakan batu bata
di sini akan dibuat sendiri karena masih dalam metode pembuatan batu bata
konvensional. Sementara rincian untuk peralatan lainnya yakni mesin air, drum
air, gerobak arcob, gerobak kayu, cangkul, dan skop kami berencana untuk
membelinya.
3.
Angkatan Kerja
Tenaga kerja yang ada sekarang ini
masih ada dalam hubungan keluarga dan ada pula yang tidak. Untuk masalah tenaga
kerja sudah dipilih orang yang sudah ahli dalam bidang pembuatan batu bata. Di
desaku Nyangget mayoritas penduduknya banyak berkecimpung dalam
proyek pembangunan sehingga ada keterkitan dalam pembuatan batu bata, jadi
memmungkinkan menghasilkan kualitas batu bata yang baik. Selain itu juga karena
tempat kami cocok untuk usaha ini. Untuk biaya produksi batu bata seperti telah
diuraikan sebelumnya pada ringkasan kebutuhan keuangan bagian biaya operasional
yaitu sebesar Rp23.105.000,00.
4.
Kontrol Inventory
Meskipun
industri batu bata sering dianggap tidak canggih, tetapi kami sebagai produsen
di sini akan mencoba untuk manajemen kualitas total dan program pengendalian
statistik. Yang terakhir ini melibatkan penetapan batas kontrol untuk proses
tertentu (seperti suhu selama pengeringan atau pembakaran) dan pelacakan
parameter untuk memastikan proses yang relevan disimpan dalam batas-batas. Oleh
karena itu, proses dapat dikendalikan seperti yang terjadi mencegah cacat dan
meningkatkan hasil. Properti yang mencakup dimensi fisik, kepadatan, dan
kekuatan mekanik juga perlu diperhatikan. Properti lain yang penting adalah
beku-mencair daya tahan, dimana batu bata diuji di bawah kondisi yang
seharusnya untuk mensimulasikan apa yang ditemui di luar ruangan. Oleh karena
itu kami akan mencoba untuk mengembangkan tes dan penelitian untuk menguji
kualitas batu bata yakni dengan tes standar yang dapat diandalkan.
Dalam
upaya untuk meningkatkan permintaan, kami akan menjelajahi pasar-pasar
alternatif dan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas. Apabila
permintaan batu bata untuk usaha kami terus meningkat kami akan mencoba membeli
mesin pencetak batu bata yang lebih modern yang dapat menghasilkan atau
memproduksi batu bata lebih banyak dalam
waktu yang relatif lebih cepat sehingga kami mempunyai persediaan untuk
konsumen yang tiba-tiba meminta pemesanan produk kami.
5.
Persyaratan Pembelian
Untuk bahan
baku pembuatan batu bata kami mencari tanah dari lahan tanah merah yang
berbentuk perbukitan/membukit, dan tekstur tanah merahnya sangat liat, jangan
terlalu banyak mengandung pasir kerena tanah yang bertektur tersebut akan
mengurangi kekuatan dari batu bata, tetapi daerah produksi kami merupakan daerah dataran sehingga untuk mendapatkan
tanah sebagai bahan baku batu bata kami membelinya pada pemasok usaha tanah
keruk dari Daerah Peras yang merupakan daerah perbukitan. Untuk proses
pembuatan batu bata ada beberapa tahapan, yakni seperti berikut:
a. Semua bahan-bahan seperti tanah
liat, abu sisa pembakaran di campur kemudian di aduk menggunakan cangkul,
dengan perbandingan 1 : 4 bagian tanah, kemudian di lumatkan dengan air hingga
menjadi adukan, adukan ini kemudian dipadatkankan.
b. Bahan yang sudah jadi di cetak
dengan menggunakan mesin cetak atau cetakan yang sudah tersedia dengan ukuran 6
cm x 10 cm x 20 cm
c. Batu bata yang sudah dicetak dan
masih basah di susun memanjang dan melebar sesuai kapasitas tempat.
d. Setelah disusun batu bata tersebut
di jemur untuk di keringkan, proses pengeringan waktunya 1 hari bila keadaan
cuaca panas, tapi jika keadaan cuaca hujan atau mendung bisa memakan waktu 5
hari atau lebih. Tujuan di keringkan supaya daya ikatan bahan tanah kuat dan
tidak mudah patah.
e. Setelah batu bata tadi benar-benar
kering maka batu bata kering tersebut dibakar selama dua hari dua malam. Bahan
bakarnya berupa sekam agar batu bata yang dihasilkan rata tidak bengkok
melengkup seperti penggunaan bahan bakar dengan kayu. Proses pembakaran
biasanya dilakukan sebulan sekali, menunggu terkumpulnya batu bata kering.
Biasanya memerlukan 2 tenaga pekerja untuk mengawasi proses pembakaran.
f. Setelah dibakar kemudian di
dinginkan, barulah batu bata siap dijual.
6.
Subkontraktor dan Pemasok
Subkontraktor
potensial batu bata yang kami hasilkan biasanya adalah pembeli perorangan
dengan harga 1 bata Rp450 belum termasuk ongkos kirim. Untuk pemasok tanah yang
akan dijadikan batu bata ialah pemasok dari daerah Peras.
H.
ANGKATAN KERJA
1.
Persyaratan Buruh
Karyawan
yang dibutuhkan untuk usaha batu bata ini sebanyak 5 karyawan, dengan rincian:
o
Tenaga
Produksi 3 Orang
o
Tenaga
Pemasaran 1 Orang
o
Tenaga
administrasi 1 Orang
Untuk bagian administrasi ditempati
Ibu Ani dan pada bagian pemasarannya oleh Pak Mudri, yang di mana beliau berdua
sebagai pelopor bisnis ini sehingga tidak ditetapkan beban gaji pada mereka.
Sementara untuk tenaga produksinya dihitung dari hasil pembuatan batu bata yang
mereka peroleh yakni Rp150,00 per biji. Waktu kerja karyawan disesuaikan
keadaan cuaca yakni apabila cuaca cerah maka waktu kerja mereka sampai sekitar
pukul 21:00 WITA dan apabila hujan maka waktu kerja sampai sekitar pukul 16:00
WITA atau 17.00 WITA.
2.
Seleksi, Orientasi, dan Pelatihan
Pada usaha
batu bata ini kami belum memiliki formulir aplikasi pekerjaan, selain itu juga
karyawan sudah mengetahuai bagaimana pekerjaan yang akan mereka jalankan. Dalam
hal memilih karyawan kami sesuaikan dengan team work yang baik, tidak sekedar
memlih karyawan, karena faktor ini juga mempengaruhi jalan atau tidaknya usaha
ini, untuk itu kami memilih karyawan dengan kriteria jujur, ulet, dan dapat di
percaya. Untuk perkembangan perusahaan ke depannya Proses orientasi pada
karyawan baru juga akan kami terapkan, untuk menganalisa kemampuan karyawan
pada penempatan pekerjaan yang sesuai, sanggup atau tidak sanggup dengan beban
pekerjaan yang diberikan, dan apakah layak atau tidak untuk diterima bekerja
pada perusahaan kami. Sementara untuk karyawan yang sanggup bekerja tetapi
kemampuanya masih belum terlalu terlatih akan diberikan bimbingan dari karyawan
yang telah terlatih sampai karyawan baru tersebut menguasai pekerjaannya tanpa
membuang waktu untuk pekerjaan karyawan terlatih, dengan karayawan terlatih
membimbing sambil memproduksi batu bata.
3.
Evaluasi, Kebijakan, dan Aturan
Kami dalam
menjalankan usaha batu bata ini akan mengevaluasi karyawan dengan melihat
bagaimana kinerja kerjanya selama ia bekerja apakah baik atau tidak dan melihat
bagaimana ketekunannya dan kesungguhannya dalam bekerja di samping melihat
hasil kerja dari produk yang dihasilkan. Untuk saat ini penyerahan wewenang
masih hanya kepada bagian administrasi dan pemasaran karena pada dua kedudukan
ini yang menempati ialah orang tua dari saya sebagai pemilik perusahaan
sehingga kepercayaan terhadap perusahaan saya serahkan kepada mereka. Sementara
untuk tenaga produksi belum ada wewenag yang diberikan karena perusahaan batu
bata ini baru akan didirikan, dengan demikian kami belum sepenuhnya mengenal
sifat tenaga kerja produksi.
Untuk
mendisiplinkan karyawan maka kami sesuaikan dengan hasil produksi batu bata per
biji untuk masing-masing pekerja produksi sehingga terlihat bagimana mereka
bekerja sungguh-sungguh memproduksi batu bata. Untuk kedepanya apabila
perusahaan berkembang dan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja di samping
tenaga produksi kami akan menerapkan sistem tepat waktu, di mana gaji dihitung
per hari sehingga karyawan yang memblos dengan yang tekun atau rajin gajinya
berbeda sesuai seberapa kali mereka masuk bekerja dalam seperiode. Jika
karyawan perusahaan kami mengundurkan diri maka kami akan memberikan pesangon
sesuai gaji mereka yaitu gaji seberapa kali mereka masuk bekerja pada seperiode
gajian.
I.
RENCANA PEMASARAN
1.
Target Pasar
Target pasar
yang kami tuju saat ini terutama di bidang proyek pembangunan yang akan
memenuhi kebutuhan umum akan properti bahan bangunan salah satunya yaitu batu
bata yang dihasilkan perusahaan kami. Setiap sudut kota/kabupaten terdapat
pembangunan yang pesat (komplek pertokoan, hotel-hetel dan perumahan) hal
ini kami analisa lagi melalui beberapa responden dengan responden bahwa Kota
Mataram saat ini sedang dalam tahap berkembang dimana proses pembangunan
terjadi dimana-mana. Proyek-proyek perumahan hampir disetiap sudut Kota dan
Kabupaten, hotel-hotel pun tumbuh berkembang dari yang renovasi sampai dengan
pembangunan baru, Pulau Lombok adalah Pulau perlintasan prospek untuk bisnis
hotel sangat menjanjikan, return cepat kebutuhan batu bata merah per bulan
sangat banyak sehingga di sini dapat mentargetkan pemasaran kami.
Apabila
nantinya ada perubahan dalam pemilihan properti misalnya batu bata inovasi baru
maka kami akan mengikuti tren yang ada dengan menganti produksi batu bata merah
dengan produksi batu bata inovasi baru yang banyak diminta konsumen. Salah satu
kekurangan kami yakni perusahaan kami yang masih memproduksi batu bata secara
manual yang menyebabkan kapasitas produksi terbatas sehingga kebutuhan customer
kurang terpenuhi. Sementara kelebihannya kami melayani konsumen dengan
mengupayakan memproduksi batu bata bebas dari retak atau cacat dan dari batu
dan benjolan apapun, selain itu batu bata yang kami produksi seragam dalam
ukuran, dengan sudut tajam dan tepi yang rata, permukaan benar dalam bentuk
persegi satu sama lain untuk menjamin kerapian pekerjaan dalam pembuatan
bangunan menggunakan batu bata kami, dan mempunyai ukuran, kuat tekan dan daya
serap air yang dipersyaratkan.
2.
Lingkungan
Fasilitas
hunian merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi kesejahteraan fisik,
psikologi, sosial dan ekonomi penduduk di seluruh negara baik di daerah
perkotaan maupun pedesaan. Perumahan merupakan kernampuan suatu negara dalam
mernenuhi salah satu kebutuhan pokok penduduknya. Kondisi fasilitas hunian atau
perumahan penduduk yang tidak mernadai merupakan salah satu fenomena dan
biasanya pertanda dari kekacauan ekonomi maupun politik yang dihadapi oleh
masyarakat tersebut. Demikian pula perumahan yang tidak mencukupi dan tidak
memberikan jaminan keamanan akan mengarahkan pada ketidak stabilan ekonomi dan
politik, yang akan menghambat pembangunan ekonomi. Hal ini menyebabkan hampir
semua negara berusaha memenuhi kebutuhan perumahan bagi penduduknya melalui
kebijaksanaan dan program perumahan dengan berbagi konsep, sumber, cara
pendekatan, salah satunya pembelian rumah dengan kredit di Bank. Dari sini pula
kami tergerak untuk menjalankan usaha batu bata ini untuk memenuhi kebutuhan
akan properti bangunan rumah dengan tujuan memperoleh untung dari usaha yang
akan kami jalani.
3.
Tujuan Pemasaran
Hasil dari
usaha produksi batu bata ini adalah batu bata merah sebagai bahan untuk
pembuatan dinding bangunan, yang tingkat kekuatan dan kesejukannya dalam
pembuatan rumah sangat tinggi jika dibandingkan dengan bahan yang menggunakan
batu bata pres. Untuk ke depannya jika usaha batu bata ini berkembang kami
berencana untuk mengembangkannya dengan membuat inovasi batu bata anti gempa
yang telah ditemukan sebelumnya, namun untuk awal sekarang kami hanya akan
menggunkan produkasi batu bata konvensional saja untuk memulai usaha batu bata
ini. Selain itu jika usaha kami permintaannya meningkat kami akan mencoba
membeli peralatan pembuat batu bata yang lebih modern agar dapat memperbanyak
produksi batu bata dalam waktu yang lebih cepat.
J.
RENCANA KEUANGAN
1.
Startup dan Kebutuhan Operasi
Jumlah uang yang saat ini kami
miliki sebesar Rp12.000.000,00 dan untuk kekurangannya senilai Rp20.500.000,00
kami bermaksud untuk mencari investor yang salah satunya Bank untuk mencukupi
keperluan modal kami.
2.
Laporan Keuangan
Batu Bata Merah Merekah
Laporan Laba/Rugi
Untuk
Periode yang Berakhir 31 Januari 2013
Pendapatan
penjualan barang
Rpxxx
Beban usaha Rpxxx
Beban sewa tanah Rpxxx
Beban listrik
dan solar Rpxxx
Beban gaji Rpxxx
Beban telepon Rpxxx
Beban
perlengkapan Rpxxx
Beban penyusutan
peralatan Rpxxx
Jumlah beban
usaha (Rpxxx)
Laba bersih
Rpxxx
Batu
Bata Merah Merekah
Laporan
Laba/Rugi
Untuk
Periode yang Berakhir 28 Februari 2013
Pendapatan
penjualan barang
Rpxxx
Beban usaha Rpxxx
Beban sewa tanah Rpxxx
Beban listrik
dan solar Rpxxx
Beban gaji Rpxxx
Beban telepon Rpxxx
Beban
perlengkapan Rpxxx
Beban penyusutan
peralatan Rpxxx
Jumlah beban
usaha (Rpxxx)
Laba bersih
Rpxxx
Batu
Bata Merah Merekah
Laporan
Laba/Rugi
Untuk
Periode yang Berakhir 31 Maret 2013
Pendapatan
penjualan barang
Rpxxx
Beban usaha Rpxxx
Beban sewa tanah Rpxxx
Beban listrik
dan solar Rpxxx
Beban gaji Rpxxx
Beban telepon Rpxxx
Beban
perlengkapan Rpxxx
Beban penyusutan
peralatan Rpxxx
Jumlah beban
usaha (Rpxxx)
Laba bersih
Rpxxx
Batu
Bata Merah Merekah
Laporan
Laba/Rugi
Untuk
Periode yang Berakhir 30 April 2013
Pendapatan
penjualan barang
Rpxxx
Beban usaha Rpxxx
Beban sewa tanah Rpxxx
Beban listrik
dan solar Rpxxx
Beban gaji Rpxxx
Beban telepon Rpxxx
Beban
perlengkapan Rpxxx
Beban penyusutan
peralatan Rpxxx
Jumlah beban
usaha (Rpxxx)
Laba bersih
Rpxxx
Batu
Bata Merah Merekah
Laporan
Laba/Rugi
Untuk
Periode yang Berakhir 31 Mei 2013
Pendapatan
penjualan barang
Rpxxx
Beban usaha Rpxxx
Beban sewa tanah Rpxxx
Beban listrik
dan solar Rpxxx
Beban gaji Rpxxx
Beban telepon Rpxxx
Beban
perlengkapan Rpxxx
Beban penyusutan
peralatan Rpxxx
Jumlah beban
usaha (Rpxxx)
Laba bersih
Rpxxx
Batu
Bata Merah Merekah
Laporan
Laba/Rugi
Untuk
Periode yang Berakhir 30 Juni 2013
Pendapatan
penjualan barang
Rpxxx
Beban usaha Rpxxx
Beban sewa tanah Rpxxx
Beban listrik
dan solar Rpxxx
Beban gaji Rpxxx
Beban telepon Rpxxx
Beban
perlengkapan Rpxxx
Beban penyusutan
peralatan Rpxxx
Jumlah beban
usaha (Rpxxx)
Laba bersih
Rpxxx
Batu
Bata Merah Merekah
Laporan
Laba/Rugi
Untuk
Periode yang Berakhir 31 Juli 2013
Pendapatan
penjualan barang
Rpxxx
Beban usaha Rpxxx
Beban sewa tanah Rpxxx
Beban listrik
dan solar Rpxxx
Beban gaji Rpxxx
Beban telepon Rpxxx
Beban
perlengkapan Rpxxx
Beban penyusutan
peralatan Rpxxx
Jumlah beban
usaha (Rpxxx)
Laba bersih
Rpxxx
Batu
Bata Merah Merekah
Laporan
Laba/Rugi
Untuk
Periode yang Berakhir 31 Agustus 2013
Pendapatan
penjualan barang
Rpxxx
Beban usaha Rpxxx
Beban sewa tanah Rpxxx
Beban listrik
dan solar Rpxxx
Beban gaji Rpxxx
Beban telepon Rpxxx
Beban
perlengkapan Rpxxx
Beban penyusutan
peralatan Rpxxx
Jumlah beban
usaha (Rpxxx)
Laba bersih
Rpxxx
Batu
Bata Merah Merekah
Laporan
Laba/Rugi
Untuk
Periode yang Berakhir 30 September 2013
Pendapatan
penjualan barang
Rpxxx
Beban usaha Rpxxx
Beban sewa tanah Rpxxx
Beban listrik
dan solar Rpxxx
Beban gaji Rpxxx
Beban telepon Rpxxx
Beban perlengkapan Rpxxx
Beban penyusutan
peralatan Rpxxx
Jumlah beban
usaha (Rpxxx)
Laba bersih
Rpxxx
Batu
Bata Merah Merekah
Laporan
Laba/Rugi
Untuk
Periode yang Berakhir 31 Oktober 2013
Pendapatan
penjualan barang
Rpxxx
Beban usaha Rpxxx
Beban sewa tanah Rpxxx
Beban listrik
dan solar Rpxxx
Beban gaji Rpxxx
Beban telepon Rpxxx
Beban
perlengkapan Rpxxx
Beban penyusutan
peralatan Rpxxx
Jumlah beban
usaha (Rpxxx)
Laba bersih
Rpxxx
Batu
Bata Merah Merekah
Laporan
Laba/Rugi
Untuk
Periode yang Berakhir 30 November 2013
Pendapatan
penjualan barang
Rpxxx
Beban usaha Rpxxx
Beban sewa tanah Rpxxx
Beban listrik
dan solar Rpxxx
Beban gaji Rpxxx
Beban telepon Rpxxx
Beban
perlengkapan Rpxxx
Beban penyusutan
peralatan Rpxxx
Jumlah beban
usaha (Rpxxx)
Laba bersih
Rpxxx
Batu
Bata Merah Merekah
Laporan
Laba/Rugi
Untuk
Periode yang Berakhir 31 Desember 2013
Pendapatan
penjualan barang
Rpxxx
Beban usaha Rpxxx
Beban sewa tanah Rpxxx
Beban listrik
dan solar Rpxxx
Beban gaji Rpxxx
Beban telepon Rpxxx
Beban
perlengkapan Rpxxx
Beban penyusutan
peralatan Rpxxx
Jumlah beban
usaha (Rpxxx)
Laba bersih
Rpxxx
Perusahaan
Batu Bata Merah Merekah
Neraca
Periode
31 Desember 2013
Aktiva
Aktiva Lancar
Kas Rpxxx
Piutang usaha Rpxxx
Perlengkapan Rpxxx
Sewa dibayar di
muka Rpxxx
Investasi Jangka
Panjang
Investasi saham Rpxxx
Jumlah
(dipindahkan) Rpxxx
Jumlah
(dipindahkan) Rpxxx
Aktiva Tetap
Peralatan Rpxxx
Akumulasi
penyusutan peralatan (Rpxxx) Rpxxx
Rpxxx
Gedung
Akumulasi
penyusutan gedung (Rpxxx) Rpxxx
Aktiva Tidak
Berwujud
Goodwill Rpxxx
Jumlah aktiva Rpxxx
Pasiva
Utang Lancar
Utang usaha Rpxxx
Utang gaji Rpxxx
Komisi diterima
di muka Rpxxx
Utang Jangka Panjang
Utang hipotek Rpxxx
Utang obligasi Rpxxx
Modal pemilik Rpxxx
Jumlah utang dan modal Rpxxx
Perusahaan
Batu Bata Merah Merekah
Neraca
Periode
31 Desember 2014
Aktiva
Aktiva Lancar
Kas Rpxxx
Piutang usaha Rpxxx
Perlengkapan Rpxxx
Sewa dibayar di
muka Rpxxx
Investasi Jangka
Panjang
Investasi saham Rpxxx
Aktiva Tetap
Peralatan Rpxxx
Akumulasi
penyusutan peralatan (Rpxxx) Rpxxx
Rpxxx
Gedung
Akumulasi
penyusutan gedung (Rpxxx) Rpxxx
Aktiva Tidak
Berwujud
Goodwill Rpxxx
Jumlah aktiva Rpxxx
Pasiva
Utang Lancar
Utang usaha Rpxxx
Utang gaji Rpxxx
Jumlah
(dipindahkan) Rpxxx
Jumlah (dipindahkan) Rpxxx
Komisi diterima
di muka Rpxxx
Utang Jangka
Panjang
Utang hipotek Rpxxx
Utang obligasi Rpxxx
Modal pemilik Rpxxx
Jumlah utang dan modal Rpxxx
Perusahaan
Batu Bata Merah Merekah
Neraca
Periode
31 Desember 2015
Aktiva
Aktiva Lancar
Kas Rpxxx
Piutang usaha Rpxxx
Perlengkapan Rpxxx
Sewa dibayar di
muka Rpxxx
Investasi Jangka
Panjang
Investasi saham Rpxxx
Aktiva Tetap
Peralatan Rpxxx
Akumulasi penyusutan
peralatan (Rpxxx) Rpxxx
Rpxxx
Gedung
Akumulasi
penyusutan gedung (Rpxxx) Rpxxx
Jumlah
(dipindahkan) Rpxxx
Jumlah
(dipindahkan)
Aktiva Tidak
Berwujud
Goodwill Rpxxx
Jumlah aktiva Rpxxx
Pasiva
Utang Lancar
Utang usaha Rpxxx
Utang gaji Rpxxx
Komisi diterima
di muka Rpxxx
Utang Jangka
Panjang
Utang hipotek Rpxxx
Utang obligasi Rpxxx
Modal pemilik Rpxxx
Jumlah utang dan modal Rpxxx
3.
Analisis Keuangan
Seperti yang
telah dipaparkan pada ringkasan kebutuhan keuangan pada usaha pembuatan batu
bata ini, modal awal akan kembali setelah penjualan hasil pembakaran yang ke-7,
dengan keseluruhan produksi dari pembakaran pertama batu bata sampai pembakaran
keempat sejumlah 49 ribu batu bata. Dengan rata rata setiap penjualan produk industri
memperoleh Rp31.500.000,00 dengan keuntungan setiap penjualan (selain penjualan
pertama) sebesar Rp8.395.000,00, dan setelah modal kembali keuntungan yang diperoleh
sebesar Rp2.620.000,00.
K.
KELUAR DARI STRATEGI
Seperti yang
telah dipaparkan pada ringkasan kebutuhan keuangan pada usaha pembuatan batu
bata ini, modal awal akan kembali setelah penjualan hasil pembakaran yang ke 4,
dengan keuntungan sebesar Rp2.620.000,00. Untuk mengembangkan bisnis ke titik IPO ada keinginan tetapi terkait kemampuan yang ada
kami masih tetap hanya pada daerah lokal saja. Keinginan untuk menjual bisnis
sepertinya tidak terpikir walau pun seandainya nanti bisnis mancet karena dalam
bisnis tidak selalu lancar kadang berjalan baik kadang tersendat itu yang kami
terapkan dalam bisnis ini. Untuk investor yang menginvestasikan modalnya akan
diberikan sesuai dengan kembalinya modal secara keseluruhan agar untuk usaha
selanjutnya hanya memakai modal sendiri sehingga apa yang terjadi pada bisnis
ke depannya, berhasil atau tidaknya tidak akan terlalu dibuat susah.
L.
KRITIS RESIKO DAN ASUMSI
Jika
usaha batu bata ini berjalan lancar maka kami akan berencana untuk
mengembangkannya dengan memproduksi produksi pertambangan lainnya seperti
pembuatan papin blok dan lainnya dan jika berjalan lambat maka kami sementara
masih hanya akan memproduksi batu bata. Jika ada pesaing baru yang membuka
usaha batu bata ini kita akan mengupayakan kepercayaan masyarakat dengan
menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan dan memuaskan permintaan pelanggan
seperti yang dipaparkan sebelumnya.
Faktor-faktor
kritis yang harus diperhatikan dalam usaha batu bata ini yaitu teknologi untuk
sekarang ini kita masih belum mampu memanfaatkan teknologi modern dalam
pembuatan batu bata, kami cenderung lebih memilih cara konvensional (umum)
dalam pembutan batu bata. Kemudian musim atau cuaca juga merupakan salah satu
kendala yang paling berat dalam usaha batu bata ini yakni secara umum proses
pembuatan batu bata sangat tergantung kepada matahari untuk proses pengeringan,
sehingga produksi cenderung menurun ketika musim hujan bahkan beberapa
pengusaha batu bata memilih tidak berproduksi, namun di sini kita akan mencoba
untuk konstan dalam produksi batu bata agar karyawan kita juga dapat tetap
mempunyai penghasilan. Namun di musim kemarau pun ketika sinar matahari
bersinar sepanjang hari masih memungkinkan menjadi kendala dimana pada musim
ini di beberapa tempat mungkin akan mengalami kekeringan atau kekurangan air,
padahal air ini merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan batu bata,
tetapi kita memastikan tidak akan menjadi kendala karena air sungai di tempat
produksi batu bata yang kami rencanakan selalu mengalir walaupun mengalir kecil
pada musim kering. Selain itu kualitas yakni banyak produk yang hasilnya tidak
rata, sebagian melengkup dan kepadatan kurang sehingga mudah hancur, namun
seperti yang kita paparkan sebelumnya kita akan mengusahakan agar produksi batu
bata kami rata dengan penggunaan sekam sebagai pembakarannya sehingga proses
produksi batu bata ini berjalan lancar.
Di samping itu juga perusakan lingkungan dan pencemaran udara menjadi dampak
resiko kritis usaha batu bata ini. Usaha batu bata berpotensi merusak lingkungan
karena untuk memperoleh bahan baku tanah liat harus melakukan penggalian antara
2 - 5 meter ke dalam permukaan tanah. Bekas penggalian biasanya dibiarkan
begitu saja. Dan usaha batu bata juga berpotensi mencemarkan udara karena
proses pembuatan batu batu adalah melalui proses pembakaran dalam jumlah besar
sehingga menimbulkan asap yang cukup tebal.
Apabila
terjadi kekurangan tenaga kerja terkait, kami akan mengomptimalkan waktu kerja
karyawan dengan kompensasi tambahan gaji sesuai hasil kerja. Dan apabila
pasokan tidak menentu kami akan memproduksi batu bata sesuai dengan bahan baku
yang ada.
STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN BATU BATA
MERAH MEREKAH
RESUME ORANG
KUNCI DALAM PERUSAHAAN:
Pak Mudri
sebagai investor sekaligus pelopor bisnis ini yang akan menjalankan pemasaran
memegang peran penting dalam berlangsungnya usaha ini karena tanpa modal awal
dan motivasi dari beliau perusahaan ini mungkin tidak akan terbentuk.
Ibu Khaerani
sebagai administrasi perusahaan ini juga memegang peran penting karena tahap
pelaporan dan penganalisaan keuangan ada padanya untuk dapat memprediksikan
tingkat pertumbuhan perusahaan.
Ibu Saenah
sebagai pencetak batu bata yang sudah terampil juga menjajikan perkembangan
perusahaan karena hasil yang bagus akan meningkatkan produksi dan omzet
penjualan sehingga laba yang diperoleh juga menjadi maksimum.